Pengusaha Akan Mendrop Hasil Panen
Anggur di Kecamatan Banjar
Singaraja (Bali Post) -
Desa Dencarik merupakan salah satu
desa agraris di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. Perkebunan anggur
merupakan sektor pertanian yang menjadi unggulan selain penanaman padi. Namun
beberapa tahun belakangan perkebunan anggur mulai mengalami kemunduran.
Banyak faktor yang menyebabkan kemunduran itu terjadi,
menurut Kelian Subak Taman I Ketut Gede, biaya operasional yang tinggi
merupakan faktor paling dominan yang menyebakan kemunduran perkebunan anggur di
Desa Dencarik. Apalagi ditambah harga hasil panen yang sering anjlok
memperparah kondisi petani.
“ Biaya perawatan anggur saat ini
sangat besar, dari penanaman sampai pasca panen memerlukan biaya yang lumayan tinggi.
Sekarang harga pupuk dan obat-obatan seperti pestisida juga tinggi dan harga
jual anggur sangat jauh. Jika panen bertepatan dengan musim hujan, harga bahkan
sampai Rp 1.000 per kg. Tidak jarang kami sering membuang anggur yang siap
panen karena rasa frustasi terhadap harga yang sangat anjlok,” keluh Ketut
Upeksa, salah satu petani anggur di Desa Dencarik saat ditemui di kebun
anggurnya.
Kepala Balai Penyuluh Pertanian
Kecamatan Banjar Ketut Sumedana membenarkan kondisi tersebut. “ Kami sangat
prihatin terhadap kondisi yang dialami petani anggur di Desa Dencarik. Kondisi
serupa juga dialami petani anggur di desa lain. Mengatasi hal tersebut, kami
sudah mengadakan penjajagan ke pengusaha agar mendrop hasil panen anggur.
Pengusaha minggu depan akan berkunjung ke wilayah kami untuk melihat kondisi
perkebunan anggur serta berjanji akan membantu kondisi petani,” katanya saat
ditemui di Kantor BPP Banjar, Senin (6/11/2017) kemarin. (ngurah)